PUISI DAN DOA

PUISI DAN DOA

Kamis, 06 Mei 2010

Puisi Terakhir WS Rendra

Sering kali aku berkata,

Ketika semua orang memuji milikku
bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
bahwa mobilku hanyalah titpan-NYA
bahwa rumahku hanyalah titipan-NYA
bahwa hartaku hanyalah titipan-NYA
bahwa putraku hanyalah titipan-NYA
tetapi aku tidak pernah bertanyan ???
mengapa DIA menitipkan padaku ????
untuk apa DIA menitipkan ini padaku ???
dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-NYA itu ???
adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku
mengapa hatiku justru berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh PEMILIK-NYA
ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalaui itu adalah sebuah derita
ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas dan kutolak Sakit, kutolak kemiskinan
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku
seolah keadilan dan kasih-NYA harus berjalan seperti matematika
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghamipiriku
kuperlakukan DIA Seolah mitra dagang, dan bukan sebagai kekasih
kuminta DIA membalas "perlakuan baikku"
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan mataiku hanya untuk beribadah Kepada-MU
ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja

(Puisi terakhir WS Rendra yang dituliskannya di atas ranjang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar